• ≡ Menu
  • Contact
  • Sitemap
  • Advertise
  • Submenu
    • Submenu 1
    • Submenu 2
    • Submenu 3
    • Submenu 4
    • Submenu 5
  • Submenu
    • Submenu 1
    • Submenu 2
    • Submenu 3
    • Submenu 4
    • Submenu 5
  • Submenu
    • Submenu 1
    • Submenu 2
    • Submenu 3
    • Submenu 4
    • Submenu 5

SUCHUN

to day, we say not we are number one but "we are one"

Menu
  • Static Page
  • Dropmenu
    • Dropmenu 1
    • Dropmenu 2
    • Dropmenu 3
    • Dropmenu 4
    • Dropmenu 5
  • Button
  • Dropmenu
    • Dropmenu 1
    • Dropmenu 2
    • Dropmenu 3
    • Dropmenu 4
    • Dropmenu 5
  • Error
  • Surprise Me
History Wanita dalam Pandangan Romawi

Wanita dalam Pandangan Romawi



Wanita dalam Pandangan Romawi
Dalam budaya Romawi, ada sebuah ungkapan, “Wanita tidak mendapatkan posisi terhormat, bahkan diperlakukan seperti anak-anak dan orang-orang gila”
            Mereka adalah bangsa yang telah mencapai puncak kejayaan dan ketinggian setelah bangsa Yunani. Kita melihat aturan-aturan bansa Romawi ini condong kepada kezaliman, kejahatan, dan penyiksaan terhadap kaum wanita. Diantara ucapan mereka yang berkaitan dengan wanita adalah “Sesungguhnya, belenggu belum tercabut dan benangnya belum lepas”. Dengan kata lain, di dalam masyarakat mereka, seorang suami memiliki hak penuh terhadap istrinya, sebagaimana hak raja terhadap rakyatnya. Sehingga, sang suami berhak mengatur istrinya sesuia dengan hawa nafsunya. Kaum laki-laki mendang kaum wanita hanya sebagai pelampiasan nafsu berahi, tidak lebih dari itu.
            Sebagaimana dikatakan Euis Daryabnti bahwa dalam pandangan kaum Romawi, perempuan atau wanita tidak mempunyai ruh manusiawi. Oleh karena itu, menurut mereka, pada hari kiamat kelak, para perempuan tidak akan dibangkitkan, karena yang akan dibangkitkan pada hari itu adalah hanyalah yang memiliki ruh manusiawi. Bahkan, mereka juga menganggap bahwa perempuan sebagai penjelmaan dari setan dan berbagai macam arwah pengganggu, yang tipu dayanya selalu berusaha untuk menutup akal dan hati. Oleh karena itu, mereka melarang perempuan dari tertawa dan berbicara.
            Perempuan tidak lebih sebagai barang dagangan yang bisa diperjualbelikan. Di hadapan suami dan ayah, wanita tidak mempunyai hak milik, hak bergaul, dan hak berpergian. Bahkan, lebih parah dari itu, wanita tidak mempunyai hak untuk hidup. Kapan saja si ayah merasa perl, dai dapat menjual, menyewakan, bahkan membunuh sang anak. Begitu pun, perempuan tidak mempunyai hak pilih dalam memilih calon suami. Apa pun yang di putuskan oleh walinya, maka perempuan harus menerima ketetapan tersebut.
            Untuk itu, wanita sepenuhnya berada dalam kekuasaan sang ayah. Setelah menikah, kekuasaan tersebut pindah ke tangan sang suami. Kekuasaan ini mencakup kewenangan menjual, mengusir, menganiaya, dan membunuh. Keadaan tersebut berlangsung terus sampai abad ke-6 Masehi. Segala hasil usaha wanita menjadi hak milik keluarga laki-lki. Pada zaman kaisar Contantine, terjadi sedikit perbahan, yaitu dengan diundangkannya hak kepemilikan terbatas bagi wanita, denagan catatan bahwa setiap transaksi harus di setujui oleh keluarga (suami atau ayah)
            Kaum laki-laki hidup di atas persaingan untuk meraih wanita telanjang. Mereka juga mempermudah urusan perceraian karena persoalan sangat sepele. Banyaknya perceraian itu mengakibatkan wanita menganggap kebaikan hidup mereka berdasarkan jumlah suami, tanpa memiliki rasa bersalah dan malu. Bahkan, yang lebih aneh dari itu semua, sebagaimana yang disebutkan oleh A-Qudai Jaarum (340-420 Masehi), seorang wanita menikah terakhir kali pada hitungan yang ke-23, sementara dia merupakan istri yang ke-21 bagi suaminya yang baru.
            Akibat dari semua keadaan itulah, negara Romawi mengalami kehancuran yang keji, sebagaimana hancur-nya bangsa Yunani sebelumnya. Semua itu terjadi karena mereka tenggelam dalam syahwat kebinatangan, yang tidak pantas terjadi kepada hewan apalagi terhadap manusia.
Unknown
Add Comment
History
Sabtu, 23 Agustus 2014
  • Tweet
  • Share
  • Share
  • Share
  • Share

About Admin

This is dummy text. It is not meant to be read. Accordingly, it is difficult to figure out when to end it. But then, this is dummy text. It is not meant to be read. Period.

Related Posts

Comments
0 Comments

Joint

Weekly Posts

  • Wanita dalam Pandangan Yahudi
    Wanita dalam Pandangan Yahudi
  • Wanita dalam Pandangan Bangsa Arab pada Zaman Jahiliah
    Wanita dalam Pandangan Bangsa Arab pada Zaman Jahiliah
  • Cara Menghitung Skor TOEFL
  • Wanita dalam Pandangan Bangsa Yunani
    Wanita dalam Pandangan Bangsa Yunani
  • FUNGSI TOEFL
    FUNGSI TOEFL
  • TANDA-TANDA AKHIR ZAMAN
    TANDA-TANDA AKHIR ZAMAN
  • Wanita dalam Pandangan Romawi
    Wanita dalam Pandangan Romawi
  • YA’JUZ WA MA’JUZ
    YA’JUZ WA MA’JUZ
  • Wanita adalah Mahluk Ajaib
    Wanita adalah Mahluk Ajaib
  • Wanita dalam Pandangan Nasrani
    Wanita dalam Pandangan Nasrani

Label

  • Highlight 4
  • History 9
  • info 7
  • Tips and Trik 4

Visitor

Sparkline

Subscribe Box

Contact

Nama

Email *

Pesan *

Copyright SUCHUN 2014-2015
Created by Arlina Design