• ≡ Menu
  • Contact
  • Sitemap
  • Advertise
  • Submenu
    • Submenu 1
    • Submenu 2
    • Submenu 3
    • Submenu 4
    • Submenu 5
  • Submenu
    • Submenu 1
    • Submenu 2
    • Submenu 3
    • Submenu 4
    • Submenu 5
  • Submenu
    • Submenu 1
    • Submenu 2
    • Submenu 3
    • Submenu 4
    • Submenu 5

SUCHUN

to day, we say not we are number one but "we are one"

Menu
  • Static Page
  • Dropmenu
    • Dropmenu 1
    • Dropmenu 2
    • Dropmenu 3
    • Dropmenu 4
    • Dropmenu 5
  • Button
  • Dropmenu
    • Dropmenu 1
    • Dropmenu 2
    • Dropmenu 3
    • Dropmenu 4
    • Dropmenu 5
  • Error
  • Surprise Me
History Wanita dalam Pandangan Bangsa Arab pada Zaman Jahiliah

Wanita dalam Pandangan Bangsa Arab pada Zaman Jahiliah



Wanita dalam Pandangan Bangsa Arab pada Zaman Jahiliah
                Umumnya, kehidupan beragama di kawasan Arab pada zaman Jahiliah bertumpu pada penyembahan berhala. Sebagian kecil dari mereka adalah penganut agama Zoroaster (Majusi), dan di daerah-daerah tertentu terdapat juga penganut Kristen dan Yahudi.
                Pada zaman Jahiliah, wanita sama sekali tidak mendapatkan tempat dalam kehidupan sosial. Bahkan, jika anak perempuan lahir, maka anak tersebut harus di kubur hidup-hidup. Sebab, dalam pandangan masyarakat pada waktu itu, wanita hanya akan membuat aib. Di sisi lain wanita dipandang tidak ubahnya seperti binatang ternak yang tergantung pada kemauan penembala. Mereka ibarat budakpiaraan yang harus menuruti kemauan tuannya.
                Paada zaman itu, wanita tidak mendapat bagian waris dari suami, atau angota keluarga yang lain. Dalam keadaan seperti ini, bagaimanakah wanita diperlukan pada masa tersebut? Bagaimana starus sosial wanita tersebut menurut orang-orang Jahiliah? Sebagaimana dikatakan oleh Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Riwayah bahwa sesungguhnya status sosial wanita menurut bangsa Arab sebelu islam sangatlah rendah.
                Pada waktu itu, posisi wanita sangat rendah, terpuruk, lemah, hina, dan bahkan terkadang sangat jauh dari martabat kemanusiaan. Hak-hak mereka diberangus, meskipun hanya sekedar untuk menyampaika ide dalam urusan hidupnya. Tidak ada hak waris baginya, selama dia sebagai seorang wanita. Sebab, adat yang berlaku diantara mereka adalah prinsip “Tidak bisa mewarisi, kecuali orang yang menghunus pedang dan yang melindungi gadis”. Wanita tidak memiliki hak untuk melakukan protes atau ikut bermusyawarah dalam urusan suami. Dan, adat bangsa Jahiliah yan paling buruk adalah mengubur hidup-hidup bayi perempuan.
                Sember autentik yang bisa kita jadikan rujukan untuk mengetahui keadaan wanita secara lebih jelas pada masa Jahiliah adalah al Qur’an, yang dengan gamblang menyebutkan pembunuhan bayi perempuan sebagai sebuah praktik  yang umum dikalangan Arab pada masa Nabi Muhammad Saw. Bahkan, al Qur’an akan mengambil pertanggungjawaban pada hari pengadilan, sebagaimana dapat disinyalir dalam firman Allah Swt.:
وَإِذَا ٱلۡمَوۡءُۥدَةُ سُئِلَتۡ ٨  بِأَيِّ ذَنۢبٖ قُتِلَتۡ ٩
 “Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya. Karena dosa apakah dia dibunuh?” (Qs. at Takwiir : {81}: 8-9).
            Pembunuhan atas anak perempuan ini disebut Wa’d. Wa’d merupakan salahsatu bentuk dari dekadensi moral yang terjadi di Arab pada zamam Jahiliah. Kalau disampaikan pada mereka perihal kelahiran anak perempuan mereka, maka wajah mereka merah karena marah. Hal ini digambarkan dalam al Qur’an sebagaimana ayat berikut:
 وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِٱلۡأُنثَىٰ ظَلَّ وَجۡهُهُۥ مُسۡوَدّٗا وَهُوَ كَظِيمٞ ٥٨
“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah”. (QS. an Nahl {16}: 58)
            Dalam sebab itu, Allah Swt. berfirman pula dalam ayat yang lain:
يَتَوَٰرَىٰ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ مِن سُوٓءِ مَا بُشِّرَ بِهِۦٓۚ أَيُمۡسِكُهُۥ عَلَىٰ هُونٍ أَمۡ يَدُسُّهُۥ فِي ٱلتُّرَابِۗ أَلَا سَآءَ مَا يَحۡكُمُونَ ٥٩
“Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu”. (QS. an Nahl {16}: 59)
            Itulah posisi atau kedudukan wanita pada masa Jahiliah. Wanita dipandang tidak lebih dari hewan, sehingga harus dibunuh karena merugikan. Wanita dipandang sebagai hal yang memalukan dan mendatangkan aib.
Unknown
Add Comment
History
Sabtu, 23 Agustus 2014
  • Tweet
  • Share
  • Share
  • Share
  • Share

About Admin

This is dummy text. It is not meant to be read. Accordingly, it is difficult to figure out when to end it. But then, this is dummy text. It is not meant to be read. Period.

Related Posts

Comments
0 Comments

Joint

Weekly Posts

  • Wanita dalam Pandangan Yahudi
    Wanita dalam Pandangan Yahudi
  • Wanita dalam Pandangan Bangsa Arab pada Zaman Jahiliah
    Wanita dalam Pandangan Bangsa Arab pada Zaman Jahiliah
  • Cara Menghitung Skor TOEFL
  • Wanita dalam Pandangan Bangsa Yunani
    Wanita dalam Pandangan Bangsa Yunani
  • FUNGSI TOEFL
    FUNGSI TOEFL
  • TANDA-TANDA AKHIR ZAMAN
    TANDA-TANDA AKHIR ZAMAN
  • Wanita dalam Pandangan Romawi
    Wanita dalam Pandangan Romawi
  • YA’JUZ WA MA’JUZ
    YA’JUZ WA MA’JUZ
  • Wanita adalah Mahluk Ajaib
    Wanita adalah Mahluk Ajaib
  • Wanita dalam Pandangan Nasrani
    Wanita dalam Pandangan Nasrani

Label

  • Highlight 4
  • History 9
  • info 7
  • Tips and Trik 4

Visitor

Sparkline

Subscribe Box

Contact

Nama

Email *

Pesan *

Copyright SUCHUN 2014-2015
Created by Arlina Design