• ≡ Menu
  • Contact
  • Sitemap
  • Advertise
  • Submenu
    • Submenu 1
    • Submenu 2
    • Submenu 3
    • Submenu 4
    • Submenu 5
  • Submenu
    • Submenu 1
    • Submenu 2
    • Submenu 3
    • Submenu 4
    • Submenu 5
  • Submenu
    • Submenu 1
    • Submenu 2
    • Submenu 3
    • Submenu 4
    • Submenu 5

SUCHUN

to day, we say not we are number one but "we are one"

Menu
  • Static Page
  • Dropmenu
    • Dropmenu 1
    • Dropmenu 2
    • Dropmenu 3
    • Dropmenu 4
    • Dropmenu 5
  • Button
  • Dropmenu
    • Dropmenu 1
    • Dropmenu 2
    • Dropmenu 3
    • Dropmenu 4
    • Dropmenu 5
  • Error
  • Surprise Me
History Wanita dalam Pandangan Yahudi

Wanita dalam Pandangan Yahudi



Wanita dalam Pandangan Yahudi
            Untuk mengetahui kedudukan perempuan dalam pandangan Yahudi, kita dapat merujuk dalam kitab suci mereka, seperti Taurat ataupun Talmud (kitab suci kedua dari Taurat). Dalam Taurat yang beredar ini di sebutkan, “perempuan lebih pahit dari kematian, dia tidak akan sampai pada kesempurnaan, dan dia tercipta dari tulang rusuk Nabi Adam”. Begitu pula dalam Talmud disebutkan, “Seorang suami dapat mencerai istrinya dikarenakan tidak mampu mengatur rumah tangga ataupun ada perempuan lain yang lebih cantik”.
            Yahudi adalah salah satu agama yang jika tidak disebukan sebagai yang pertama tercatat sebagai agama monoteis, dan salah satu agama tertua dan masih ada sampai sekarang. Nilai-nilai dan sejarah umat Yahudi adalah bagian utama dari agama Ibrahim lainnnya, seperti Kristen dan Islam. Dalam konteks agama samawi, sejarah tentang kehidupan dan peran wanita telah tertuang dalam dalam kitab perjanjian lama menempatkan wanita sebagai sumber utama dari kesalahan. Hal itu dikisahkan dalam bentuk cerita kisah-kisah yang diyakini kebenarannya.
            Menurut bangsa Yahudi, wanita adalah mahluk yang rendah dan hina. Martabat wanita sama dengan pembantu. Ayah berhak menjual anak perempuan yang tidak mempunyai saudara laki-laki. Bagi mereka, wanita ibarat barang tak berharga yang dapat di beli di pasar-pasar, yang dikekang hak-haknya, serta terhalang untuk mendapatkan warisan apabila orang tuanya meninggalkan harta. Adapun apabila seorang ayah meninggalkan barang tetap (semisal rumah atau tanah), maka diberikan kepadanya. Namun, apabila meninggalkan harta, sama sekali wanita tidak memiliki hak nafkah dan mahar, termasuk dari jenis emas dan perak.
            Apabila ahli waris yang lain tidak ada, kecuali wanita, dan tidak memiliki saudara laki-laki, maka tidak boleh  bagi wanita tersebut menikah dengan suku lain. Dan, mereka tidak boleh menyalurkan warisan tersebut kepada orang diluar suku mereka. Mereka menganggap bahwa bagi laki-laki, wanita adalah satu pintu dari pintu Jahannam. Sebab, wanita di tuduh telah menggerakkan dan membawa mereka kepada dosa. Dari wanita itulah, terpencar mata air musibah yang menimpa manusia seluruhnya. Mereka berkeyakinan bahwa wanita adalah laknat karena telah menggoda Adam.
            Manakala sedang haid, para wanita tidak boleh duduk, makan-makan, dan menyentuh bejana karena dianggap najis. Mereka dilarang memasuki rumah, serta di sediakan tempat khusus lengkap dengan roti dan air di hadapan mereka. Mereka tetap di tempat tersebut hingga kembali suci.
            Dikalangan mereka, perzinaan dan dosa telah lazim dilakukan dengan mengatasnamakan kebebasan. Maka, wanita menjdi pelacur, dan mereka menempatkan perzinaan sebagai bentuk upacara suci. Dengan menyetubuhi wanit, seseorang berarti telah melakukan ibadah. Bahkan, mereka menjadikan zina sebagai bentuk taqarrub/mendekatkan diri kepada Tuhan mereka.
            Kita dapatkan pula bahwa pendeta dikalangan mereka mirip dengan pezina yang memperbolehkan oleh penganut Yahudi untuk melakukan zina. Dan, dikatakan dalam kitab mereka yang diselewengkan bahwa Allah mengharamkan orang Yahudi bersetubuh dengan kerabatnya, sedangkan dengan wanita lain diperbolehkan.
Unknown
Add Comment
History
Sabtu, 23 Agustus 2014
  • Tweet
  • Share
  • Share
  • Share
  • Share

About Admin

This is dummy text. It is not meant to be read. Accordingly, it is difficult to figure out when to end it. But then, this is dummy text. It is not meant to be read. Period.

Related Posts

  • Wanita di Negri persia Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE
  • Wanita dalam Pandangan Bangsa Arab pada Zaman Jahiliah Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE
  • Wanita dalam Pandangan Romawi Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE
  • Wanita dalam Pandangan Bangsa Yunani Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE
Comments
0 Comments
:)
:(
=(
^_^
:D
=D
;)
:-bd
:p
:cool
:lv

Joint

Weekly Posts

  • Wanita dalam Pandangan Yahudi
    Wanita dalam Pandangan Yahudi
  • Wanita dalam Pandangan Bangsa Arab pada Zaman Jahiliah
    Wanita dalam Pandangan Bangsa Arab pada Zaman Jahiliah
  • Cara Menghitung Skor TOEFL
  • Wanita dalam Pandangan Bangsa Yunani
    Wanita dalam Pandangan Bangsa Yunani
  • FUNGSI TOEFL
    FUNGSI TOEFL
  • Wanita dalam Pandangan Romawi
    Wanita dalam Pandangan Romawi
  • TANDA-TANDA AKHIR ZAMAN
    TANDA-TANDA AKHIR ZAMAN
  • YA’JUZ WA MA’JUZ
    YA’JUZ WA MA’JUZ
  • Wanita adalah Mahluk Ajaib
    Wanita adalah Mahluk Ajaib
  • Wanita dalam Pandangan Nasrani
    Wanita dalam Pandangan Nasrani

Label

  • Highlight 4
  • History 9
  • info 7
  • Tips and Trik 4

Visitor

Sparkline

Subscribe Box

Contact

Nama

Email *

Pesan *

Copyright SUCHUN 2014-2015
Created by Arlina Design